Wednesday, April 23, 2003

DEAR GOD

Morning routine starts at six. We enter the car and left home. Prior to turning the radio on, we pray. We say the same words again and again. You begin your prayer with expressions of gratitude for all his blessings provided upon us. Then you move to your hopes and wishes for us, our relatives, our friends, the entire nation and the world. Finally you ask for God’s forgiveness for all the sins that we have done in the past.
Praying turns to be a ritual. A ritual that we believe works like magic spell, as we pray all His blessings will be bestowed upon us. It reminds me of Rendra’s poem:


Sering kali aku berkata, ketika orang memuji milikku, bahwa
sesungguhnya ini hanya titipan, bahwa mobilku hanya titipan Nya, bahwa
rumahku hanya titipan Nya, bahwa hartaku hanya titipan Nya, bahwa
putraku hanya titipan Nya,
tetapi, mengapa aku tak pernah bertanya, mengapa Dia menitipkan padaku?
Untuk apa Dia menitipkan ini pada ku? Dan kalau bukan milikku, apa yang
harus kulakukan untuk milik Nya ini? Adakah aku memiliki hak atas
sesuatu yang bukan milikku? Mengapa hatiku justru terasa berat, ketika
titipan itu diminta kembali oleh-Nya ?. Ketika diminta kembali, kusebut
itu sebagai musibah kusebut itu sebagai ujian, kusebut itu sebagai
petaka, kusebut dengan panggilan apa saja untuk melukiskan bahwa itu
adalah derita.
Ketika aku berdoa, kuminta titipan yang cocok dengan hawa nafsuku, aku
ingin lebih banyak harta, ingin lebih banyak mobil, lebih banyak
popularitas, dan kutolak sakit, kutolak kemiskinan, seolah semua
"derita" adalah hukuman bagiku.
Seolah keadilan dan kasih Nya harus berjalan seperti matematika: aku
rajin beribadah, maka selayaknyalah derita menjauh dariku, dan nikmat
dunia kerap menghampiriku. Kuperlakukan Dia seolah mitra dagang, dan
bukan kekasih. Kuminta Dia membalas "perlakuan baikku", dan menolak
keputusanNya yang tak sesuai keinginanku, Gusti, padahal tiap hari
kuucapkan, hidup dan matiku hanyalah untuk beribadah...
"ketika langit dan bumi bersatu,
bencana dan keberuntungan sama saja"
( WS Rendra).

Praying is something, however, living is more than just a prayer. It’s also taking hold of the wisdom God gives us and actually applying it.

No comments: