Wednesday, December 23, 2020

MENJEMPUT KEBAHAGIAAN

 Harum sabun cap tangan di baju hasil jahitan tangan mama sesekali menyeruak ke udara. Rambut basah yang kadang masih meneteskan air rapih tersisir. Kami melompati papan-papan yang dijadikan ambalan rel kereta api dengan cekatan. Setiap jengkal rel melekat erat dengan perjalanan kami. Rel kereta ini yang setiap sore mengantar kami menjemput kebahagiaan.

Setiba di jalan raya kami berdiri di tepi jalan di seberang Masjid terbesar. Pada saat itu hiruk pikuk lalu lintas sore tidak sekejam sekarang. Dua pasang mata kami  menyisiri lalu lalang kendaraan mencari kebahagiaan yang menjelang. Ketidaksabaran menggelegak dalam penantian. Ketika kendaraan yang dinantikan tiba, kami sigap melangkah  dan  mengambil posisi terdekat di pintu kendaraan.

Sosok Mama muncul dari dalam kendaraan. Dengan sigap kami merebut tas yang berada di tangannya. Acapkali kepala kami saling berantukan ketika akan menggapai kebahagiaan di dalam tas. Siapapun yang terlebih dahulu menjangkau kebahagiaan tersebut dengan segera menariknya keluar. 

Kami berjalan menggenggam erat kebahagiaan di satu tangan dan lengan mama di tangan lainnya. Kami berjalan melewati jalur berputar yang lebih berjarak. Perjalanan tersebut terasa sangat singkat karena ada banyak cerita yang terus dihamburkan. Cerita yang semakin berdesakan di bibir setiba kami di rumah. Gurat lelah yang tergores di wajah Mama dan sisa-sisa bulir-bulir peluh di keningnya tidak dapat menghentikan cerita yang terus diriwayatkan.  Hingga gelap yang menjelang menjadi tanda bahwa cerita harus berakhir. Mama beranjak untuk membersihkan diri dan beristirahat di pembaringan. Kami tergolek di sisinya menatap langit-langit kamar...diam tanpa kata hingga kantuk menjemput. 

Kebahagiaan  tergolek tak tersentuh di meja dapur.  Serangga malam siap-siap berpesta di atas kebahagiaan. Entah mengapa kebahagiaan yang berwujud sepotong kue atau buah tangan itu kami tinggalkan. Mungkin kebahagiaan memang tidak harus berwujud.

Selamat hari Ibu untuk Mama yang selalu ada meskipun telah tiada.

No comments: