CINTA PUTIH
Seputih salju, seputih rambutnya, seputih cintanya. Pengabdian yang tidak pernah berhenti. Musim silh berganti, perubahan menerpa kehidupannya, tapi hatinya masih putih...seputih salju, seputih rambutnya, seputih hatinya. Tatkala maut menjemput, burung-burung di taman menyanyikan irama kepedihan, menghantar perginya sang cinta putih ke dunia yang tak akan pernah dapat kumengerti. Ke suatu dunia yang enggan aku pikirkan tapi harus kuhadapi.
Mungkin hanya malaikat kecilku yang tau. Disudut sana, dibalik tirai putih, aku melihat air mata putihnya bergulir, meluncur perlahan, melandas di atas hati yang putih. Bibirnya bergumam halus, Tuhan, kukembalikan cinta putih ini ke hadiratMu. Kalau boleh aku memilih, ingin kudekap erat dan kunikmati cintanya. Namun aku tahu, apa yang kau goreskan, adalah putih... Terimalah cinta putihku.....
No comments:
Post a Comment